Jumat, 03 Februari 2012
Potret Perjuangan Buruh Tani
00.51 | Diposting olehDWI YOGA WIBAWA | Edit Entri
Buruh Tani Di Desa Tanjungrejo, Kudus |
Pada posting saya kali ini saya akan menulis artikel dengan judul "Potret Perjuangan Hidup Buruh Tani". Seperti yang telah kita ketahui bahwa upah menjadi buruh tani sangatlah sedikit untuk menjalani hidup di era moderen ini. Menurut data yang saya peroleh dari pak tani di sekitar rumah saya bahwa menjadi buruh tani adalah suatu keterpaksaan karena tidak ada pekerjaan lain yang dapat dikerjakan.
Walaupun pemerintah telah mencanangkan berbagai program penuntasan kemiskinan dan meningkatkan upah minimal buruh tani tapi tetap saja kondisi kritis ini belum bisa berubah. Memang menjadi petani bukan pilihan mereka namun itulah kehidupan ada kalanya diatas dan ada kalayna dibawah. Ketika saya bertanya-tanya kepada pak tani tetangga saya, beliau mengatakan bahwa salah satu hambatan terbesar para petani adalah ketersediaan modal baik untuk memiliki sawah maupun untuk membeli pupuk dan obat-obatan pemberantas hama. Dengan
tidak terselenggaranya harga pupuk murah dan gagalnya program pemerintah menjadikan para petani semakin sengsara. Menurut pengamatan yang saya lakukan tenaga dan waktu yang dikeluarkan oleh para petani sangatlah ditak berimbang dengan hasilnya. Biasanya ketika saya berangkat ke masjid untuk shalat subuh saya sering sekali melihat para buruh tani yang berangkat bekerja dan biasanya saya melihat pulangnya ada yang sampai maghrib dan ada juga yang sampai isya'. Pengorbanan waktu dan tenaga mereka yang sebesar itu hanya dihargai sekitar Rp. 150.000. Bayangkan betapa miringnya diagram penghasilan menurut ilmu ekonomi. Memang jika dibandingkan dengan buruh tani negara maju, indonesia memang masih kalah jauh tapi jika yang dibandingkan hasilnya, sebenarnya indonesia jauh lebih unggul karena hasil padi dari indonesia selalu mempunyai kualitas no 3 di dunia. Sungguh sesuatu yang cukup membanggakan.
Sudah selayaknya pemerintah segera membuat program baru yang efektif dan bisa tepat sasaran agar para buruh tani bisa mendapatkan kelayakan hidup yang jauh lebih baik dan sudah seharusnya pemerintah menganggarkan dana lebih besar kepada upah para buruh tani dan menjaga dana tersebut dari "infeksi" korupsi yang di indonesia telah menjadi penghanjur bangsa. Jika anda ingin membantu dana untuk mereka mari salurkan kepada gesoub yang selanjutnya kami akan mengirimkannya ke BAZNAS. Ok sobat sekian dulu posting saya kali ini dan jangan lupa menulis komentar ya biar rame
Walaupun pemerintah telah mencanangkan berbagai program penuntasan kemiskinan dan meningkatkan upah minimal buruh tani tapi tetap saja kondisi kritis ini belum bisa berubah. Memang menjadi petani bukan pilihan mereka namun itulah kehidupan ada kalanya diatas dan ada kalayna dibawah. Ketika saya bertanya-tanya kepada pak tani tetangga saya, beliau mengatakan bahwa salah satu hambatan terbesar para petani adalah ketersediaan modal baik untuk memiliki sawah maupun untuk membeli pupuk dan obat-obatan pemberantas hama. Dengan
tidak terselenggaranya harga pupuk murah dan gagalnya program pemerintah menjadikan para petani semakin sengsara. Menurut pengamatan yang saya lakukan tenaga dan waktu yang dikeluarkan oleh para petani sangatlah ditak berimbang dengan hasilnya. Biasanya ketika saya berangkat ke masjid untuk shalat subuh saya sering sekali melihat para buruh tani yang berangkat bekerja dan biasanya saya melihat pulangnya ada yang sampai maghrib dan ada juga yang sampai isya'. Pengorbanan waktu dan tenaga mereka yang sebesar itu hanya dihargai sekitar Rp. 150.000. Bayangkan betapa miringnya diagram penghasilan menurut ilmu ekonomi. Memang jika dibandingkan dengan buruh tani negara maju, indonesia memang masih kalah jauh tapi jika yang dibandingkan hasilnya, sebenarnya indonesia jauh lebih unggul karena hasil padi dari indonesia selalu mempunyai kualitas no 3 di dunia. Sungguh sesuatu yang cukup membanggakan.
Sudah selayaknya pemerintah segera membuat program baru yang efektif dan bisa tepat sasaran agar para buruh tani bisa mendapatkan kelayakan hidup yang jauh lebih baik dan sudah seharusnya pemerintah menganggarkan dana lebih besar kepada upah para buruh tani dan menjaga dana tersebut dari "infeksi" korupsi yang di indonesia telah menjadi penghanjur bangsa. Jika anda ingin membantu dana untuk mereka mari salurkan kepada gesoub yang selanjutnya kami akan mengirimkannya ke BAZNAS. Ok sobat sekian dulu posting saya kali ini dan jangan lupa menulis komentar ya biar rame
Label:Perjuangan Hidup
Potret Perjuangan Buruh Tani
2012-02-03T00:51:00-08:00
DWI YOGA WIBAWA
Perjuangan Hidup|
Langganan:Posting Komentar (Atom)